123conter

Minggu, 01 November 2009

Pentingnya Wawasan Tanda Baca

Meskipun saya juga sering tidak memerhatikan kualitas tulisan sendiri, kali ini saya paparkan beberapa kesalahan pemakaian tanda baca.

Sampai sejauh ini tidak ada komplain tanda baca di media massa oleh para peneliti bahasa. Tanda baca masih dianggap konvensi dalam tulisan sekaligus fungsi utamanya sebagai alat untuk menerjemahkan bentuk tutur ke bentuk tulis. Bila dicermati lebih lanjut, bentuk bahasa tulis berkembang sehingga memiliki kekhasan yang seringkali tidak ditemukan dalam bentuk lisan. Sebagai contoh kekhasan bentuk tulis yang hampir tidak bisa disamakan dengan bentuk lisan adalah tulisan ilmiah. Tulisan jenis ini sangat berbeda dengan bentuk tuturan karena dipenuhi berbagai aturan ketat, misalnya tiadanya kata ganti orang pertama “saya”, “aku”, “beta”, “kami”, dan “kita” yang merupakan unsur wajib hadir dalam bahasa Inggris.

Rupanya sudah terlalu bertele-tele. Saya tuliskan saja kesalahan pemakaian tanda baca dalam tulisan.

1. Titik
Banyak sekali kesalahan penggunaan titik di berbagai tulisan, mungkin terkecuali tulisan ilmiah. Titik dikonvensikan dan dibakukan sebagai tanda baca yang mengakhiri kalimat. Adapun definisi kalimat tak saya ungkapkan, namun minimal satu kalimat memenuhi fungsi satu klausa dan menggambarkan pernyataan yang utuh.
Kesalahan utama adalah adanya pernyataan utuh yang terpenggal. Terjadi pada dua klausa yang seharusnya berada dalam satu pernyataan, namun dipenggal demi alasan-alasan yang tidak logis. Berikut adalah penggalan dua paragraf yang berurutan, didapatkan dari salah satu situs di internet.
(1) Kemiripan lain anjing dan manusia dalam hal reproduksi adalah dalam hal pelepasan sel telur dari indung telur. Dalam bahasa kedokteran sering disebut ovulasi.

(2) Kemiripan lain anjing dan manusia dalam hal reproduksi adalah dalam hal pelepasan sel telur dari indung telur. Dalam bahasa kedokteran sering disebut ovulasi.


Pertanyaannya: bisakah kalimat kedua dapat berdiri sendiri tanpa kalimat pertama? Untuk tahu jawabannya, langkah pertama adalah hilangkan dulu kalimat pertama dari pikiran Anda:

Dalam bahasa kedokteran sering disebut ovulasi.

Kalimat di atas ganjil 'kan? Jujur, penggunaan titik yang salah seperti ini membuat perutku sakit!

Perhatikan pula paragraf di bawah ini.

Kucing sedikit berbeda. Siklus reproduksi kucing tidak berlangsung teratur dalam periode tertentu. Tahap birahi/minta kawin (estrus) pada kucing dipengaruhi oleh berbagai hal. Salah satunya adalah lama matahari bersinar dalam satu hari (day light time).

Paragraf tersebut merupakan kelanjutan dari kedua kalimat di atas. Pada kalimat pertama sama sekali tidak menampakkan kejelasan maksud. Penggunaan titik yang salah seperti ini membuat kepalaku sakit. Sepertinya, penulis tidak memperhatikan pengertian paragraf. Istilah Jawanya, “ sukur nulis”!

2. Koma
Salah satu penulisan koma yang salah sudah saya ungkapkan di tulisan sebelumnya. Kali ini saya menuliskan pemakaian koma yang tidak tepat:

1) Hal ini mengakibatkan dia terlihat sebagai orang yang ”berpandangan jauh ke depan”, sehingga apa yang dilakukannya adalah dekonstruksi terhadap sesuatu yang dianggap biasa atau umum di kalangan Barat.

2) Rumusan-rumusan tata bahasa suatu bahasa tidak dipaksakan pada bahasa yang sedang kita selidiki sebaiknya suatu bahasa dianalisis berdasarkan bukti-bukti alamiah yang ada pada bahasa tersebut. Pengenalan nilai-nilai falsafah Jawa juga dapat dimulai di lingkungan ini, bentuk falsafah Jawa terkandung dalam ungkapan, pribahasa dan cerita rakyat, orang tua dapat menjadi medianya selain itu intensitas pemakaian diperbanyak.

3) Dari kedua aliran tersebut, kita dapat melihat persamaan maupun perbedaan dalam kaitannya akan kontroversi media dalam pembentukan maupun penanaman ideologi yang ada kepada khalayak.

4) Penyakit ini biasa menyerang kucing, menyebabkan gangguan pernafasan, luka sekitar bibir dan mulut seperti sariawan (ulkus oral), kadang disertai sakit persendian.

5) Sebagaimana yang kita ketahui juga bahwa, kini perusahaan rokok semakin dibatasi kesempatannya dalam memasarkan/mengiklankan produknya, baik itu dalam hal ruang pemasaran maupun dalam hal waktu pemasaran.

6) Tahun ini, tema yang diusung adalah "Tobacco Free-Youth".

Apa yang bisa Anda temukan dari penggunaan koma-koma di atas? Saya kira mayoritas kalimat di atas malah jadi berantakan!

Keenam contoh di atas sama buruknya. Sebagian besar koma di atas sangat tidak diperlukan!

3. Antara Titik Koma dan Titik dua
Titik koma (;) digunakan dalam memisahkan antarklausa dari satu kalimat majemuk setara, dan bukan digunakan untuk memberikan contoh seperti kalimat di bawah ini.

Sebagai seorang peternak ayam kampung saya butuh uang untuk membeli; kandang ayam, anak ayam, pakan, obat, dan lain-lain.

Kalimat di atas dituliskan tanpa kemengertian si penulis terhadap arti titik koma! Harusnya, ditulis dengan titik dua (:)



Bukannya sok paling ngerti, paling benar, paling hebat, maupun paling-paling yang lain, saya hanya ingin katakan TIDAK pada tulisan buruk seperti itu meskipun tulisan saya tidak bisa dipandang baik. Ejaan memang hal yang tidak terlalu penting apabila hanya masalah salah ketik atau ketidaktahuan aturan, namun beda halnya apabila memengaruhi struktur kalimat, sesuatu yang bikin mata dan otakku gatal saat membaca.


Bangsa-bangsa maju bisa maju, salah satunya, karena bahasa yang mereka pakai mempunyai kebakuan yang ditaati oleh pemakainya.

Silakan komentar!
Mau ketawa juga boleh, mau ngejek sangat boleh, mau dibilang terlalu meledak-ledak seperti anak muda juga tidak apa-apa. Ini hanyalah jeritan terhadap yang mengaku bangga menjadi orang Indonesia, punya jiwa patriot, nasionalisme yang diangkat setinggi langit, tapi tidak menghargai bangsanya sendiri. Salah satu sikap tidak menghargai bahasanya sendiri adalah orang Indonesia tidak benar-benar mempelajari serta menggunakannya dengan benar!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar