123conter

Selasa, 03 November 2009

afiksasi

Ber-, meN-
Imbuhan adalah mata pelajaran bahasa Indonesia yang paling susah bagi orang asing. Namun, orang Indonesia pun seringkali salah dalam menggunakannya.

Imbuhan dalam linguistik dikenal dengan sebutan afiks. Afiks merupakan morfem terikat, yaitu morfem yang mempunyai makna apabila dilekatkan pada kata dasar, contohnya /ber-/, /meN-/, /ber-kan/. Ada empat macam afiks, yaitu prefiks, infiks, dan sufiks. Pada prefiks morfem terletak di depan kata dasar, infiks dilekatkan di tengah kata dasar, dan sufiks di belakang kata dasar.

N = Nasal, berupa /n/, /m/, /ng, dan /ny/. Orang jepang akan sangat kesusahan melafalkan keempatnya apabila keempat fonem tersebut terletak di kata bagian belakang dari urutan arbitrer. Dalam meN- bahasa Indonesia variasi Nasalnya bisa hilang, misalkan meN + lambung = melambung, meN- + laknat = melaknat.

Ber-ubah bukan be-rubah, jadi meng-ubah, bukan merubah

Ber + kerja = bekerja, terjadi pelesapan /r/ karena /r/ pada kata kerja sudah ada.

Ber + pergi+ an = bepergian

Ber+ cermin = becermin, tercermin

Ber + kumpul = berkumpul, tidak ada terjadi pelesapan

Sebagian besar masyarakat mengira bahwa “terlanjur” merupakan kata berimbuhan. Dapat dipastikan bahwa hal itu salah kaprah. Yang benar adalah “telanjur”. Telanjur merupakan sebuah kata, bukan “terlanjur”, karena tidak ada kata dasar “lanjur” dalam bahasa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar