123conter

Selasa, 03 November 2009

pengertian kalimat

Kesalahan penggunaan tanda baca saya kira kurang terlalu penting untuk dibahas, kecuali penggunaan tanda baca titik.

Secara mudah, titik berarti tanda kalimat berhenti. Nah, berdasarkan hal itu, simak juga pengertian kalimat.

Kalimat adalah susunan kata atau kata yang berawalan huruf kapital, lalu diakhiri dengan tanda baca titik. Satu kalimat terdiri atas satu klausa atau lebih. Dalam kalimat yang berdiri sendiri, unsur terpentingnya adalah memenuhi fungsi gramatikal suatu klausa, yakni subjek dan predikat yang harus ada. Tanpa keduanya, sebuah kalimat tidak akan bermakna apa-apa.

Contoh:
Budi makan.
S-P

Bandingkan dengan
*Budi siang hari.
*Budi saja.
*Budi pohon.

Adapun inti klausa adalah predikat. Predikat dapat berupa kata atau frase sifat (adjektiva), angka (numeralia), kata benda (nomina), dan lebih seringnya adalah kata kerja (verba). Jadi, semua jenis kata bisa menjadi predikat.

Mungkin Anda mengira bahwa semua predikat adalah kata kerja. Saya tidak menyalahkan itu karena faktanya dalam kalimat lengkap yang diajarkan para guru di sekolah hampir semua menggunakan predikat verba.

Contoh:
Budi bermain di halaman.

Bermain merupakan predikat jenis verba. Namun, apakah Anda pernah menganalisis contoh kalimat berikut?
Budi anak Pak Lurah.


Atau ini.

Ibu guru Budi: Jam berapa biasanya budi berangkat ke sekolah?
Ibu Budi: Tujuh.

(Angka) tujuh tersebut merupakan predikat. Kok bisa? Coba perhatikan bahwa "tujuh" tersebut tidak bermakna apa-apa tanpa konteks di belakangnya. Namun, sepatah kata pun adalah kalimat dan unsur yang pasti ada dalam kalimat adalah predikat.

Masih tidak percaya?
Ibu budi mengucapkan kata "tujuh" tentu bukan tanpa sebab. Ia mengucapkannya karena ada yang menanyakannya sehingga kontekstualitasnya terjaga, bisa berarti untuk mengefektifkan pembicaraan. Apabila ia mengucapkan jawaban secara lengkap, akan berbunyi seperti ini.

Ibu guru Budi: Jam berapa biasanya budi berangkat ke sekolah?
Ibu Budi: (Budi biasanya berangkat ke sekolah jam) tujuh.

Nah, sekarang coba menganalisis struktur kalimat lengkap tersebut.
Budi biasanya berangkat ke sekolah jam tujuh.
S-ket-P

Nah, sekarang Anda mengetahui bahwa sebuah kata pun dapat menjadi kalimat. Namun, ingat, hanya diterapkan apabila berada dalam lingkup kontekstual dua arah (terjadi percakapan yang membutuhkan efektivitas penggunaan bahasa). Bagaimana jika komunikasi satu arah? Satu arah yang dimaksud adalah dalam tulisan karena tidak terjadi interaksi dua arah.

Jika dalam komunikasi dua arah, yang patut dihindari adalah penggunaan titik yang tidak wajar. Yang dimaksud ketidakwajaran tersebut kerap muncul dalam tulisan-tulisan sastra. Namun, itu sudah beda arah karena maksud tertentu dari sastrawan. Tentunya penggunaan titik oleh sastrwan yang benar mengetahui dasar-dasar bahasa Indonesia yang benar. Yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari adalah penggunaan bahasa di media massa.

Berdasarkan pemahaman di atas, kalimat yang benar adalah kalimat yang mempunyai klausa. Bila diamati secara seksama, tidak semua kalimat di atas yang memenuhi minimal satu unsur sebagai klausa. Ada baiknya kesalahan mendasar seperti ini diperbaiki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar